Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Motor Suzuki Shogun: Si Kebo Yang Berevolusi

Motor Suzuki Shogun ialah sepeda motor produksi Suzuki Motor Corporation di Indonesia. Sepeda motor ini mulai dipakai PT Indomobil Niaga International (IMNI) buat bebek 4-tak pertama kalinya mulai sejak 1995.


Motor Suzuki Shogun generasi awal telah mengalami puncak kejayaan. Menjadi favorit para pengendara roda dua pada masanya, namun saat ini sudah tidak seindah dulu.


Motor Suzuki Shogun saat ini telah tersisih dari banyaknya merek dan model motor yang semakin canggih dan modis. Walaupun begitu, tetap ada saja pecintanya diseluruh Indonesia. Untuk mengawali pembahasan motor kebo ini, saya mengajak mengingat kembali sejarah motor ini dari waktu-kewaktu.



Motor Suzuki Shogun
Motor Suzuki Shogun


Motor Suzuki Shogun

Kilas balik cikal bakal sejarah motor bebek Motor Suzuki Shogun cukup panjang. Nama Shogun mulai dipakai PT Indomobil Niaga International (IMNI) buat motor bebek 4-tak pertama kalinya mulai sejak 1995. Suzuki Shogun ialah sepeda motor yang amat lama pada jenis yang lain masih dipasarkan dan dibuat sampai saat ini.


Motor Suzuki Shogun pula mendata sejarah yang sensasional, lantaran sebagai sepeda motor 4-tak paling cepat di jamannya saat itu. Dalam perubahannya, memanglah langkah-langkah yang diambil produsen ini sempat memusingkan pasar.



Waktu Suzuki Shogun 110 sedang ternama, produksinya lalu ditahan. Nama itu setelah itu dipakai buat Suzuki Shogun vs 125cc. Perubahan ini terjadi di awal tahun 2004, lantaran sepeda motor 125cc memancing minat lantaran di waktu itu cuman ada Honda Pamor.


Dalam perkenalkan produk ini, Suzuki Shogun punya jurus khusus ketimbang brand lain. PT IMNI terus membikin atau menyelenggarakan Suzuki Telusuri Negeri. Tempat ini sebagai pembuktian kekuatan Suzuki Shogun. "Ini perlihatkan kekuatan Shogun dan kelebihan yang lain," kata Subronto Laras, Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki International waktu akhir perjalanan SJN III yang meniti jarak 20.000 km.


Berikut di bawah ini ialah model-tipe Suzuki Shogun 110cc yang udah dilansir sejak mulai peluncuran pertama sampai vs terbaru:


Motor Suzuki Shogun 1995-1997

Motor Suzuki Shogun yang pertama dibuat dikasih code FD110. Saat pertama kalinya dikeluarkan, sepeda motor ini masih gunakan teromol di metode pengereman. Bentuk lampu terutamanya masih seperti Suzuki Tornado yang seperti robot (kotak dan gembung).


Body masih seperti Suzuki Tornado 110cc yang serba gendut. Suzuki Shogun dipandang seperti perintis motor bebek 4-tak dengan body aerodinamis. Saat itu sepeda motor lain masih bergelut dengan body kaku dan berkesan berpembawaan primitif.


Angkatan pertama ini punyai CDI yang banyak dicari teknisi balap, lantaran non-limiter dan bertahan lama. Di material kruk as yang semakin makin kuat serta lebih konstan. Tangkai klepnya yang kuat, pula jadi sasaran teknisi. Bagian yang lain dianggap kekokohannya ialah rantai keteng dan kampas kopling yang tahan lama.


Motor Suzuki Shogun 1997-1999

Akselerasi dan kecepatan maksimum Shogun 110 tak dikuatirkan di jamannya buat ukuran bebek 4-tak. Saat itu kemampuan silinder terbesar. Saat itu, Suzuki coba penuhi tekad pasar. Jadi diluncurkanlah Suzuki Shogun 110 yang ditambahkan rem cakram seperti technologi rem Suzuki Tornado GS110.


Mesin merasakan perombakan, khususnya di kruk as. Beratnya lebih berat sedikit dibandingkan angkatan awal mulanya, ialah 2,25 kg. Oleh teknisi balap sering jadi alternatif ke-2  apabila vs pertama tak ada.


Suzuki Shogun 2000-2003

Sejak mulai Motor Suzuki Shogun 110 laris berat di pasar, setelah itu pabrikasi Honda menghasilkan Honda Supra X di akhir tahun 1997. Body Supra lebih tampak ramping dan tak bergetar. Perihal ini membikin pabrikasi Suzuki mengoreksi ulangi penampakan Shogun lama yang berkesan gendut.


Di tahun 2000, New Suzuki Shogun 110 dikeluarkan dengan body yang lebih seksi. Body ramping dan lampu sipit janjikan berkendaraan yang lebih mudah, tapi mesinnya tak sekeras angkatan awal mula. Material kruk as tidak akan dibuat di Jepang, akan tetapi dibuat di Thailand. Maka mutu materialnya buruk. Ini sebagai Suzuki Shogun paling akhir buat bentuk 110cc.


Motor Shogun 125 R

Waktu penjualannya sedang di atas, Suzuki menyudahi pemasaran Shogun 110R dan mengubahnya dengan Motor Suzuki Shogun125R. Sementara itu kelas 110cc berisi Smash.


Kreasi Shogun 125 R bertambah besar dari yang vs 110cc. Lampu depan dengn bohlam double menjadi salah satunya favorit dalam kelasnya beradu dengan Honda Pamor.


Shogun 125 SP

Tidak gunakan lama atau selang satu tahun setelah itu di 2015, Suzuki mengeluarkan vs sport yaitu Shogun 125 SP ringkasan dari Sport Production.


Sesuai sama namanya bentuk ini lebih sporty dan ternyata banyak ketidaksamaan. Beberapa perubahannya yaitu menggunakan kopling manual, rem cakram depan dan pelek serupa Satria F.


Motor New Shogun 125 R

2 tahun setelah itu Motor Suzuki Shogun meremajakan Shogun 125R berikut nama New Shogun 125R. Di bentuk ini, ada juga vs RR dengan pelek racing dan rem cakram depan belakang.


Susul setelah itu vs SP pula kembali datang dengan ciri-ciri di kopling manual dan transmisi underbone.


Motor Shogun 125 FI

Di 2008 Suzuki merilis Shogun FI yang berarti selesainya masa karburator. Mengenai kreasi body-nya masih serupa dengan Shogun 125R. Cuman detilnya saja seperti stripping yang tidak sama.


Metode injeksi Shogun namanya Discharge Pump Fuel Injection (DCP-FI). Keistimewaannya yaitu pompa bensinnya bersatu dengan injektor.


Motor Shogun Axelo

Suzuki Shogun Axelo sah melaju di 2011 buat menentang Honda Supra X 125. Nama Axelo sebagai akronim dari Axe-Akselarasi dan Lo-Low Emission.


Disamping cakepg anyar yang lebih lancip dan aktif, buat spesifikasi bahwasanya nyaris tidaklah ada spesifikasi yang sungguh-sungguh anyar.


Tetapi di Shogun angkatan paling akhir ini telah menggunakan Automatic Head Lamp On (AHO), yang mana lampu langsung hidup waktu mesin menyalak.


Suzuki Shogun Kebo (Shogun 110)

Angkatan pertama Shogun datang pada bentang 1995-1997. Karena design body motor ini kelihatan gendut (serupa Tornado), karena itu di Indonesia Shogun 110 biasa disebutkan dengan Shogun Kebo. Selanjutnya, angkatan ke-2 datang di tahun 1997, diikuti angkatan ke-3 di bentang 2000-2003. Di tahun 2004, produksi Shogun 110 mau tak mau disetop dan namanya dipakai untuk si kakak, Shogun 125.


Walau telah disetop, tetapi reputasi Shogun 110 tidak lalu kering. Selainnya produk sisa motor ini masih laris di pasar, elemen Shogun 110 banyak juga dicari teknisi untuk keperluan modifikasi. Dan, salah satunya elemen Shogun 110 yang dicari sampai sekarang ini ialah CDI. CDI Shogun 110 sering dipakai beberapa rider Tanah Air karena dipandang banyak memiliki keunggulan.


Salah satunya keunggulan CDI Suzuki Shogun 110 ialah memiliki sifat unlimited. Karenanya, bila sepeda motor memakai CDI ini, saat gas diambil sampai optimal, power motor tetap semakin bertambah. Ini yang membuat CDI Shogun 110 banyak dicari rider untuk keperluan motor balap mereka.


Disamping itu, CDI Shogun 110 yang dipasarkan di pasar mempunyai harga yang relatif dapat dijangkau. Cukup hanya ongkos di range Rp200 beberapa ribu, customer bisa memperoleh CDI Shogun 110 ini. Tetapi, dengan adanya banyak customer yang ingin mempunyai dan telah berhentinya produksi Shogun 110, karena itu CDI ini juga makin sangat jarang dijumpai.


Disamping itu, langkah kerja CDI Motor Suzuki Shogun 110 masih analog . Maka, benar-benar gampang seting timing pengapian secara mekanis. Teknisi pemula juga bisa juga lakukan seting CDI ini. Derajat timing pengapian dapat ditata melalui panjang pick up pulser, dan benjolan pick up pulser bisa disaksikan di mangkok magnet.


Walau terhitung CDI unlimited, tetapi CDI Shogun 100 mempunyai kurva pengapian yang standard . Maka, CDI ini lebih pas dipakai untuk mesin sepeda motor yang standard (belum diubah).


Demikian sejarah dan jenis-jenis Motor Suzuki Shogun. Semoga artikelnya bisa menambah wawasanmu mengenai motor yang satu ini, terimakasih telah berkunjung, Suzuki Maniaaa Mantaaap.

Post a Comment for "Motor Suzuki Shogun: Si Kebo Yang Berevolusi"